Gagasan mengenai kesetaraan merupakan
ciri dari pemikiran politik modern. Sedangkan para pemikir
klasik dan abad
pertengahan lebih terfokus pada analisis hirarki alami dalam kehidupan manusia.
Pemikir modern mulai berasumsi bahwa
semua manusia memiliki nilai
moral yang sama. Namun demikian,
gagasan kesetaraan menjadi hal yang kontroversial.
Terdapat perbedaan antara para pemikir
kiri dan kanan, sebagai
cerminan mereka dalam menyikapi gagasan kesetaraan. Isu
kesetaraan telah menimbulkan perdebatan intensif, ketika permasalahan
distribusi kekayaan atau pendapatan
dalam masyarakat, apakah bisa menjadi
hal yang disebut sebagai 'keadilan sosial'? Pertanyaan tentang keadilan sosial selalu terkait dengan masalah
kesejahteraan.
Dasar kesetaraan menyatakan bahwa semua manusia secara moril adalah sama, tercermin melalui komitmen dalam kesetaraan hukum dan politik. Kesetaraan kesempatan
berkaitan dengan persamaan titik awal kehidupan untuk
memungkinkan ketidaksetaraan alami
itu berkembang. Keadilan sosial mengacu pada distribusi pelayanan
publik bukan hanya pada imbalan materi. Terdapat perbedaan mendasar di antara mereka yang percaya bahwa distribusi secara
umum harus egalitarian karena bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Bagi mereka yang setuju, hal ini mencerminkan manfaat
individu, hak-hak berdasarkan bakat dan
kemauan untuk bekerja. Sedangkan, bagi mereka
yang tidak setuju, hal ini menunjukkan peentuan yang didasari
dari faktor bawaan dan tidak
dapat diubah, pada individu dan
kelompok.
Kesejahteraan adalah harapan bagi semua warga negara,
sebagai suatu keinginan untuk sebuah kualitas hidup yang baik bagi semua warga negara. Beberapa
beranggapan bahwa jalan terbaik untuk mencapai kesejahteraan adalah kemandirian individu dan kerja keras, dalam prakteknya hal ini dibantu
dengan pelayanan kolektif untuk mencapai kesejahteraan yang disediakan oleh
pemerintah, sehingga negara dapat mencapai
kesejahteraan, melalui individu yang mandiri dan pemerintahan yang mapan.
Meskipun bentuk kesejahteraan itu bervariasi.
Kebijakan haruslah berorientasi pada
kesejahteraan umum, dengan mengupayakan efisiensi
nasional, mendorong kerjasama
sosial, membangun individu untuk
mengembangkan potensi mereka, dan
meminimalisir ketidaksetaraan sosial.
Meskipun terdapat berbagai kritik terhadap kesejahteraan,
akan tetapi, kesejahteraan yang didasari dengan hak dan tanggungjawab,
tercermin melalui peningkatan akses
pendidikan dan keterampilan, akan
meningkatkan etos kerja dan mempermudah tercapinya kesejahteraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar