Bermula
sejak adanya pemerintah dan pemerintahan, kaum intelek berupaya memberikan
solusi kepada penguasa mengenai permasalahan-permasalahan sosial. Para intelek dalam
studi kebijakan, seperti halnya Plato, Machiavelli serta para pemikir
politik, seperti halnya, Thomas Hobbes, Adam Smith, John Stuart Mill, dll
memiliki fokus terhadap perilaku pemerintah, baik itu yang belum
atau pun sudah dilakukan, melalui pemikirannya mereka mengkritisi
dan memberikan solusi mengenai apa dan bagaimana pemerintah seharusnya terhadap
permasalahan yang terjadi di masyarakat.
I.
Perkembangan
Kebijakan Publik sebagai Sebuah Ilmu
Analisis kebijakan sebagai sebuah studi baru
mulai muncul setelah Perang Dunia II, yaitu ketika kajian Ilmu Politik mencoba memahami hal baru tentang relasi antara pemerintah dengan warganya,
terutama menyangkut hal-hal yang bersifat aktual. Adapun para Pelopor studi kebijakan adalah Harold Lasswell, Aaron Wildavsky, Thomas R Dye. Kajian
tersebut diawali oleh
karya Harold Laswell (1950s) mengenai dasar-dasar “policy sciences” yang membahas tentang blended knowledge berbagai disiplin ilmu politik dan ilmu sosial lain.
Selanjutnya, pada dekade 60-an, para ahli Ilmu Politik berfokus pada
proses penggambaran, analisa dan penjelasan mengenai berbagai sebab dan akibat dari berbagai
macam kebijakan.
II.
Pengertian
dan Tipe Kebijakan Publik
Pada
hakikatnya, kebijakan publik
memiliki banyak arti,
tergantung kepada siapa yang menggunakan dan dalam konteks apa
istilah tersebut dipergunakan
(Turner & Hulme 1997: 58). Kata “kebijakan” seringkali dipersamakan dengan
tujuan, program, keputusan, hukum, standar,
proposal dan grand designs (Jones 1984).
Namun, tidak ada definisi
kebijakan yang universal, melainkan dipenuhi oleh berbagai definisi yang begitu beragam.
Thomas R Dye
mengatakan bahwa kajian utama studi kebijakan publik terdiri dari gambaran mengenai isi dari kebijakan yang didasari melalui analisis terhadap pengaruh sosial, ekonomi, dan politik. Selain itu, terdapat analisa yang lebih dalam mengenai pengaruh penataan kelembagaan dan proses politik
terhadap
suatu kebijakan publik dan evaluasi terhadap semua konsekuensi terhadap masyarakat, baik yang sesuai
ekspektasi maupun tidak.
Adapun
tipe-tipe kebijakan publik, yaitu :
a.
Problem Oriented
Studi
kebijakan publik diarahkan
pada
berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh pemerintah, bukan pada tahapan proses pembuatan kebijakan.
b.
Multidisciplinary
Ilmu
kebijakan publik merupakan
multidisiplin ilmu yang model, metode dan temuannya diperuntukan mengatasi permasalahan yang diahadapi pemerintah.
c.
Methodologically Sophisticated
Sebagai
suatu metode penentuan kebijakan yang efektif, melalui pemahaman fenomena
sosial yang diperoleh melalui kemajuan berbagai ilmu sosial.
d.
Value Oriented
Ilmu kebijakan publik memiliki sebuah orientasi nilai
yang bertujuan untuk memaksimalkan nilai-nilai demokrasi.
III.
Pembuatan
Kebijakan
Terdapat
beberapa tahapan pembuatan kebijakan, yaitu sebagai berikut :
a.
Policy Evaluation
Proses ini merupakan aktivitas penggunaan beragam metode untuk mengidentifikasi sebab
akibat suatu kebijakan atau program terhadap hasilnya. Kunci dari policy evaluation adalah pertanyaan “apa yang telah kita lakukan?”
b.
Policy Analysis
Hal
ini lebih bersifat normatif,
sebab Policy analysis
lebih memusatkan perhatian pada pertanyaan-pertanyaan “apa
yang harus kita lakukan?”. Oleh
karena itu, untuk menentukan
kebijakan yang terbaik bagi pemerintah dalam mengatasi sebuah permasalahan adalah menyusun
beberapa alternatif
kebijakan dalam rangka
membuat keputusan yang terbaik.
c.
Policy Process
Terfokus
pada pertanyaan “bagaiman
dan mengapa kebijakan ini dibuat?”.
Hal
ini dikhususkan untuk
mengetahui mengapa pemerintah memperhatikan permasalahan tertentu,
bukan yang lain, memahami
mengapa kebijakan berubah atau tetap stabil sepanjang kurun waktu tertentu, serta darimana kebijakan itu bermula.
IV.
Budaya
Politik dan Kondisi Sosial Ekonomi sebagai Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Kebijakan
Publik
Adanya
suatu kebijakan tidak hanya didasari dari satu aspek saja, melainkan berbagai
aspek berperan dalam menentukan hal ini, seperti halnya budaya politk, kondisi
sosial dan ekonomi, serta lingkungan atau geografis wilayah tersebut menjadi
faktor penting dalam perumusan suatu kebijakan. Proses yang begitu kompleks ini melibatkan para pemain dengan kepentingan yang
berbeda dan tentunya berkompetisi. Para pemain ini berasal dari berbagai
aspek yang mendasari mereka untuk memperjuangkan suatu kebijakan. Sehingga, pemerintah perlu mengambil
langkah terbaik dan tidak bisa semena-mena dalam membuat suatu kebijakan tanpa
didasari nilai demokratis didalamnya. Karena dengan demikian kebijakan yang
lahir dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta situasi dan kondisi yang sesuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar