David E. Apter dalam bukunya
“pengantar analisa politik” bab I menjelaskan tentang “mengapa ilmu politik?”
dalam pembahasannya meliputi beberapa aspek, yaitu : basis-basis kekuasaan, sistem-sistem
analitik, penerapan ilmu politik, warisan politik amerika, usaha mencari
perspektif, menghubungkan ketiga perspektif.
Awal mula kajian politik, didasari
pada manusia yang berkeyakinan dan memiliki asas rasional dalam menciptakan
sebuah sistem dalam tatanan pemerintahan. Seperti halnya pada zaman yunani kuno
terdapat Plato dan Aristoteles yang masing-masing memiliki pendapat tentang
konsep negara ideal. Sehingga kaitannya dengan ilmu politik adalah pemahaman
politik yang berusaha meramalkan akibat-akibat dari perubahan dinamika sosial.
Seperti halnya, pertumbuhan penduduk, transformasi masyarakat industri, dll.
Disinilah ilmu politik menganalisis “kebudayaan politik” yaitu orientasi
pemikiran manusia, prioritas mereka, cita-cita mereka, kebijakan mereka
terhadap aspek-aspek yang bersifat normatif.
Ilmu politik memiliki basis kejian
kekuasaan yang diantaranya meliputi kekuasaan kemasyarakatan, kolektif, dan
publik. Dari ketiga basis kekuasaan politik tersebut dapat kita fahami bahwa
kekuasaan tidak diperoleh dari asas-asas yang abstrak, melainkan dari
hubungan-hubungan tertentu. Kekuasaaan bukan hanya masalah kaidah tetapi juga
peran. Seperti halnya, orang tua, buruh, poliisi, dokter, pasien, dll. Selain
itu, para ilmuan politik menggambarkan kekuasaan sebagai suatu bentuk
kelangkaan yaitu ketika kelangkaan diartikan sebagai suatu yang bernilai bagi
mereka atau keluarga mereka, sehingga mereka begitu berusaha untuk
mendapatkannya dan mempertahankannya.
Tidak hanya kekuasaan yang tercermin
dalam kajian politik, namun ada beberapa aspek pendekatan penting secara
analitik dan teoritik untuk dikaji dalam ilmu politik, yaitu :
1.
Filsafat Politik,
2.
Paham Kelembagaan (Institutionalism),
3.
Paham Tingkah Laku (Behavioralism),
4.
Paham Kemajemukan (Pluralism),
5.
Paham Struktural (Structuralism),
6.
Paham Perkembangan
(Developmentalism).
Begitu banyak ilmuan politik yang
tergabung dalam suatu institusi mengakaji permasalahan dinamika politik melalui
pendekatan-pendekatan di atas. Melalui pendekatan-pendekatan di atas banyak hal
yang saling berkaitan dengan pembahasan teori politik lainnya, selain itu ke
enam pendekatan tersebut sangat berpengaruh dalam menetapkan karakteristik
analisis dari seorang peneliti.
Ada yang berpendapat bahwa ilmu politik
adalah warisan dari Amerika, sebab ilmu politik lebih bercorak Amerika dan lahir di Amerika yang ditandai dengan
terbentuknya himpunan ilmu politik yang bernama APSA. Selain itu ciri utama
yang menggambarkan corak Amerika adalah pembahasan konstitusi dan trias
politika. Akan tetapi perlu kita ketahui bahwa dasar-dasar pemikiran politik
lahir di Eropa, yaitu dimulai dari yunani kuno. Kini ilmu politik merupakan
disiplin ilmu yang tersebar luas di sluruh dunia.
Penting bagi kita untuk mengetahui
usaha-usaha mencari perspektif dalam ilmu politik, dalam prosesnya usaha
tersebut dapat kita permudah dengan pemahaman mengenai ideologi-ideologi
politik, seperti halnya liberalis, sosialis, komunis, konserfatif, dll. Dengan
memahami ideologi politik maka dapat membantu kita memahami nilai dari
perspektif yang dihasilkan, karena ideologi begitu berpengaruh dalam
mendeskripsikan sudut pandang seseorang. Oleh karena itu lah, ideologi
mempunyai kedudukan penting dalam ilmu politik.
Selain itu, ada beberapa hal yang sangat
penting dalam usaha mencari perspektif, yaitu :
1.
Perspektif intelektual
Tujuan politik adalah tindakan
politik. hal ini membutuhkan pendidikan dalam melatih kepekaan, sehingga timbul
tindakan yang sesuai dengan situasi politik yang ada. Oleh karena itu dalam
perspektif ini, tindakan politik diperoleh dari daya nalar manusia yang dilatih
melalui pendidikan-pendidikan politik yang tentunya bertujuan untuk merespon
situasi politik dengan tindakan yang sebaik mungkin.
2.
Perspektif politik
Dalam perspektif ini, lebih
cenderung pada proses pengambilan keputusan atau tindakan segera. Hal ini
ditempatkan pada suatu kondisi yang pada saat itu memang diperlukan untuk
segera mengambil tindakan, tanpa mempertimbangkan aspek-aspek analisis atau pun
teoritis.
3.
Perspektif ilmu politik
Dalam
perspektif ini lebih ditekankan pada pertimbangan kritis tetapi memiliki
kriteria yang lebih sistematis dalam menilai politik. perspektif ini lebih
memperhatikan kebutuhan untuk memandang ke depan, untuk meramalkan akibat
tindakan politik.
Dalam realita
sekarang ini, penting memahami dan menghubungkan ketiga perspektif tersebut,
demi terciptanya keputusan atau tindakan politik yang profesional. Karena
antara perspektif satu dan yang lainnya memiliki keunggulan dan kekurangan,
sehingga penting untuk memahami ketiganya dalam membuat suatu tindakan politik
sebaik mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar