Rabu, 15 Maret 2017

Mengapa Ilmu Politik?

David  E. Apter dalam bukunya “pengantar analisa politik” bab I menjelaskan tentang “mengapa ilmu politik?” dalam pembahasannya meliputi beberapa aspek,  yaitu : basis-basis kekuasaan, sistem-sistem analitik, penerapan ilmu politik, warisan politik amerika, usaha mencari perspektif, menghubungkan ketiga perspektif.
Awal mula kajian politik, didasari pada manusia yang berkeyakinan dan memiliki asas rasional dalam menciptakan sebuah sistem dalam tatanan pemerintahan. Seperti halnya pada zaman yunani kuno terdapat Plato dan Aristoteles yang masing-masing memiliki pendapat tentang konsep negara ideal. Sehingga kaitannya dengan ilmu politik adalah pemahaman politik yang berusaha meramalkan akibat-akibat dari perubahan dinamika sosial. Seperti halnya, pertumbuhan penduduk, transformasi masyarakat industri, dll. Disinilah ilmu politik menganalisis “kebudayaan politik” yaitu orientasi pemikiran manusia, prioritas mereka, cita-cita mereka, kebijakan mereka terhadap aspek-aspek yang bersifat normatif.
Ilmu politik memiliki basis kejian kekuasaan yang diantaranya meliputi kekuasaan kemasyarakatan, kolektif, dan publik. Dari ketiga basis kekuasaan politik tersebut dapat kita fahami bahwa kekuasaan tidak diperoleh dari asas-asas yang abstrak, melainkan dari hubungan-hubungan tertentu. Kekuasaaan bukan hanya masalah kaidah tetapi juga peran. Seperti halnya, orang tua, buruh, poliisi, dokter, pasien, dll. Selain itu, para ilmuan politik menggambarkan kekuasaan sebagai suatu bentuk kelangkaan yaitu ketika kelangkaan diartikan sebagai suatu yang bernilai bagi mereka atau keluarga mereka, sehingga mereka begitu berusaha untuk mendapatkannya dan mempertahankannya.
Tidak hanya kekuasaan yang tercermin dalam kajian politik, namun ada beberapa aspek pendekatan penting secara analitik dan teoritik untuk dikaji dalam ilmu politik, yaitu :
1.      Filsafat Politik,
2.      Paham Kelembagaan (Institutionalism),
3.      Paham Tingkah Laku (Behavioralism),
4.      Paham Kemajemukan (Pluralism),
5.      Paham Struktural (Structuralism),
6.      Paham Perkembangan (Developmentalism).
Begitu banyak ilmuan politik yang tergabung dalam suatu institusi mengakaji permasalahan dinamika politik melalui pendekatan-pendekatan di atas. Melalui pendekatan-pendekatan di atas banyak hal yang saling berkaitan dengan pembahasan teori politik lainnya, selain itu ke enam pendekatan tersebut sangat berpengaruh dalam menetapkan karakteristik analisis dari seorang peneliti.
Ada yang berpendapat bahwa ilmu politik adalah warisan dari Amerika, sebab ilmu politik lebih bercorak Amerika dan  lahir di Amerika yang ditandai dengan terbentuknya himpunan ilmu politik yang bernama APSA. Selain itu ciri utama yang menggambarkan corak Amerika adalah pembahasan konstitusi dan trias politika. Akan tetapi perlu kita ketahui bahwa dasar-dasar pemikiran politik lahir di Eropa, yaitu dimulai dari yunani kuno. Kini ilmu politik merupakan disiplin ilmu yang tersebar luas di sluruh dunia.
Penting bagi kita untuk mengetahui usaha-usaha mencari perspektif dalam ilmu politik, dalam prosesnya usaha tersebut dapat kita permudah dengan pemahaman mengenai ideologi-ideologi politik, seperti halnya liberalis, sosialis, komunis, konserfatif, dll. Dengan memahami ideologi politik maka dapat membantu kita memahami nilai dari perspektif yang dihasilkan, karena ideologi begitu berpengaruh dalam mendeskripsikan sudut pandang seseorang. Oleh karena itu lah, ideologi mempunyai kedudukan penting dalam ilmu politik.
Selain itu, ada beberapa hal yang sangat penting dalam usaha mencari perspektif, yaitu :
1.      Perspektif intelektual
Tujuan politik adalah tindakan politik. hal ini membutuhkan pendidikan dalam melatih kepekaan, sehingga timbul tindakan yang sesuai dengan situasi politik yang ada. Oleh karena itu dalam perspektif ini, tindakan politik diperoleh dari daya nalar manusia yang dilatih melalui pendidikan-pendidikan politik yang tentunya bertujuan untuk merespon situasi politik dengan tindakan yang sebaik mungkin.
2.      Perspektif politik
Dalam perspektif ini, lebih cenderung pada proses pengambilan keputusan atau tindakan segera. Hal ini ditempatkan pada suatu kondisi yang pada saat itu memang diperlukan untuk segera mengambil tindakan, tanpa mempertimbangkan aspek-aspek analisis atau pun teoritis.
3.      Perspektif ilmu politik
Dalam perspektif ini lebih ditekankan pada pertimbangan kritis tetapi memiliki kriteria yang lebih sistematis dalam menilai politik. perspektif ini lebih memperhatikan kebutuhan untuk memandang ke depan, untuk meramalkan akibat tindakan politik.

Dalam realita sekarang ini, penting memahami dan menghubungkan ketiga perspektif tersebut, demi terciptanya keputusan atau tindakan politik yang profesional. Karena antara perspektif satu dan yang lainnya memiliki keunggulan dan kekurangan, sehingga penting untuk memahami ketiganya dalam membuat suatu tindakan politik sebaik mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lowell Barrington, Comparative Politics Structures and Choices (Australia: Wadsworth, 2013), 227-257. & Peter Calvert, Comparative Politics: An Introduction (Harlow: Pearson, 2002), 297-320.

Bagaimanakah menghubungkan elite dan massa dalam proses politik? Literatur kali ini membahas dan mengeksplorasi konsep-konsep mengenai el...