Rabu, 15 Maret 2017

Freedom, Toleration, and Liberation


Umumnya, kebebasan menjadi istilah yang membingungkan, akan tetapi, mengapa kebebasan begitu dihormati banyak orang? Apakah yang dimaksud dengan kebebasan? Sebenarnya, bagaimana mengukur porsi kebebasan seseorang dan kelompok? Bagaimanapun itu, terdapat perbedaan pendapat dalam mengartikan kata “bebas”. Selain itu, fakta sering mengaitkan istilah kebebasan dengan toleransi dan kemerdekaan.
Kebebasan memiliki berbagai makna, seperti halnya dalam filsafat, kebebasan diartikan sebagai kehendak. Apakah individu memiliki kebebasan atau tindakan mereka sepenuhnya ditentukan? Jawaban pertanyaan ini kembali pada konsepsi seseorang mengenai sifat dan pikiran manusia. Dalam ekonomi dan sosiologi, kebebasan diartikan sebagai hubungan sosial. Bagaimana kebebasan individu untuk mendapatkan haknya tanpa mengganggu hak orang lain dalam kehidupan sosial? Selain itu, ahli teori politik mengartikan kebebasan sebagai prinsip ideal atau hal yang normatif lagi etis, bermula dari pertanyaan tentang nilai, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan definisi dan istilah dari permasalahan-permsalhan sosial, namun kebebasan sejatinya bertujuan pada perhatian analitis dan kejelasan.
Secara sederhana, kebebasan dapat diartikan tidak adanya kendala atau batasan. Bagaimanapun, kebebasan merupakan hal yang mutlak. Terdapat perbedaan antara kebebasan dan lisensi, akan tetapi, tidak terdapat kejelasan mengenai kebebasan yang berubah menjadi lisensi ketika ditemukan hak yang disalahgunakan. Bila dilihat dari definisi formal maupun netral, kebebasan memiliki dua konsepsi, yaitu konsepsi negatif dan konsepsi positif. Konsepsi negatif memahami kebebasan yang non-interferensi, tidak adanya kendala eksternal. Konsepsi positif kebebasan dipahami sebagai otonomi atau penguasaan diri, merupakan bentuk pengembangan diri dan bentuk moral atau kebebasan batin.
Toleransi merupakan suatu hal yang berbeda dari kebebasan, akan tapi, dianggap juga sebagai manifestasi kebebasan. Toleransi memberi kesempatan pada setiap individu yang lebih luas dalam bertindak sesuai pilihan mereka. Pada umumnya, toleransi merupakan prasyarat penting dalam mewujudkan harmoni dan stabilitas sosial, yaitu komitmen untuk menjamin kehidupan bersama tanpa melanggar hak-hak dan kebebasan satu sama lainnya. Selain itu, hal ini dapat memperingatkan kita akan lunturnya nilai toleran, dorongan untuk saling mentolelir tertahankan, hal ini dapat mengancam stabilitas sosial. Toleransi mengacu pada kesabaran, kemauan untuk menghargai terhadap suatu tindakan atau opini yang berbeda. Hal ini dapat dipertahankan karena alasan privasi seseorang, pengembangan pribadi, dan keyakinan terhadap nilai toleran yang akan memacu kemajuan dan harmoni sosial. hal-hal yang memicu timbulnya konflik dapat dicegah melalui rasa toleran dari setiap individu yang bebas, sehingga tidak bersinggungan dengan kebebasan orang lain.

Pada abad ke-dua puluh, gagasan baru mengenai kebebasan telah muncul yang disebut gerakan 'pembebasan', menyatakan pembebasan untuk berbagai aspek, yaitu, pembebasan nasional, pembebasan perempuan, pembebasan seksual dan pembebasan terhadap ide dan gagasan. Pembebasan menjadi hal yang tampaknya lebih menjanjikan karena meliputi pembebasan 'batin', kebebasan dan emansipasi. Pembebasan merupakan gagasan radikal kebebasan yang bertujuan untuk menggulingkan suatu sistem penindasan, yang menawarkan prospek terhadap kepuasan manusia. Berbagai gerakan pembebasan berjuang melawan pemerintahan kolonial, melawan penindasan seksual dan ras, dan terhadap manipulasi hak yang seharusnya didapatkan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lowell Barrington, Comparative Politics Structures and Choices (Australia: Wadsworth, 2013), 227-257. & Peter Calvert, Comparative Politics: An Introduction (Harlow: Pearson, 2002), 297-320.

Bagaimanakah menghubungkan elite dan massa dalam proses politik? Literatur kali ini membahas dan mengeksplorasi konsep-konsep mengenai el...