Minggu, 19 Maret 2017

Lowell Barrington, Comparative Politics Structures and Choices (Australia: Wadsworth, 2013), 160-194, 195-226

Legislatif dan Eksekutif
Pada bab ini membahas identifikasi dari tugas utama legislatif dan eksekutif dalam sistem politik dan pemerintahan. serta mendiskusikan hal-hal mengenai keuntungan dan kerugian dari sistem parlementer, sistem presidensial, dan sistem semi-presidensial.
            Eksekutif atau pelaksana pemerintahan memiliki dua kategorisasi dalam menjalankan tugasnya, yaitu tugas yang bersifat domestik dalam ruang lingkup wilayah kerjanya. Seperti halnya, melaksanakan kebijakan, mengawasi birokrasi, membentuk sebuah kabinet, berkoordinasi untuk mengembangkan dan menyesuaikan kebijakan dan anggaran. Selain itu, eksekutif memiliki tugas pokok di ranah internasional. Seperti halnya, memimpin persoalan negara yang terkait dengan relasi antar negara, terlibat dalam upaya diplomatik, menegosiasi perjanjian, serta memutuskan penggunaan kekuatan militer.
            Sedangkan dalam ranah legislatif, memiliki tugas pokok sebagai lembaga legislasi, mengesahkan anggaran belanja pemerintah, memberikan layanan pada konstituen, menyeleksi, menyetujui, dan memecat pejabat pemerintah, mengawasi eksekutif. Dalam mencapai tugas-tugasnya terdapat aspek lain dalam legislatif, seperti halnya jumlah anggota dan masa menjabatnya para legislator menjadi pengaruh penting dalam dinamika politik. Selain itu, konsep unikameral dan bikameral dalam legislatif menjadi persoalan tersendiri. Serta kekuatan suatu komite dalam legislatif baik itu pendiri ataupun ad hoc, memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menjalankan tugas-tugas legislatif.
            Lalu bagaimana relasi kedua lembaga tersebut dalam sistem pemerintahan? Terdapat tiga jenis sistem pemerintahan yang dijelaskan dalam bab ini, yaitu sistem parlementer, sistem presidensial, dan sistem semi-presidensial.
            Sistem parlementer, melaksanakan pemilihan kepala eksekutif dan pembentukan negara, melalui pemilihan perdana menteri yang dipilih oleh parlemen, maka perdana menteri menjadi kepala pemerintahan. Oleh karena itu, terdapat pemisahan antara kepala negara dan kepala pemerintahan. Pada dasarnya kepala negara seringkali hanya dijadikan simbol, sehingga lebih lemah dibandingkan kepala pemerintahan. Pada sistem ini, oposisi seringkali membentuk pemerintah bayangan yang memberikan harapan baik jika oposisi dapat memenangkan pemilu berikutnya. Kelebihan dari sistem ini adalah, efisiensi dalam proses perundang-undangan, serta terukurnya akuntabilitas pemilih. Sedangkan kekurangannya adalah seringkali menyebabkan ketidakstabilan, konsentrasi kekuasaan seringkali memunculkan keputusan yang tergesa-gesa.
            Sistem presidensial, melaksanakan pemilihan langsung untuk kepala eksekutif, melalui lembaga pemilihan. Mempunyai batasan-batasan jelas antara eksekutif dan legislati, yaitu distribusi kekuasaan dan checks and balances, penyatuan antara kepala negara dan kepala pemerintahan, memungkinkan untuk membagi kekuasaan pemerintah. Kelebihan sistem ini adalah pengawasan terdapat pada aturan mayoritas dalam aspek legislatif, merepresentasikan mandat nasional yang diberikan kepada presiden. Sedangkan kekurangannya adalah sulit untuk memecat presiden yang dinilai tidak populis, cenderung mengalami kebuntuan, dan mendekati otoritarianisme.
            Sedangkan, sistem semi-presidensial menggabungkan karakteristik dasar dari sistem perlementer dan sistem presidensial. Kelebihan sistem ini adalah, menyediakan perlindungan bagi presiden, kemampuannya memecat perdana menteri dengan tetap menjaga stabilitas, mekanisme checks and balances lebih terjamin. Sedangkan kekurangannya adalah adanya kebingungan dalam mempertanggungjawabkan jabatan dan tidak efisiennya proses legislasi.
Peradilan, Birokrasi, dan Kekuatan Militer
Pada bab ini membahas tugas peradilan, birokrasi dan militer, serta menjelaskan pengaruh dan pengambilan keputusan dari kebijakan ketiga institusi tersebut. Selain itu, mendiskusikan kekuatan dan keleman peradilan, birokrasi dan kekuatan militer dalam sistem politik.
Lembaga peradilan, memiliki tugas untuk menentukan pelanggaran hukum dan hukuman yang tepat, penjelasan mengenai konstitusionalitas undang-undang dan kebijakan yang ada, menginterpretasikan hukum yang jelas, menciptakan kebijakan baru dalam merespon permasalahan sosial yang mendesak, menyelesaikan sengketa perdata dan perselisihan antara unit pemerintah, menentukan sanksi hukuman pada tindakan tertentu. Keuntungan yang diperoleh bila terdapat peradilan yang kuat adalah, pengawasan yang ketat terhadap tirani mayoritas, menjadi komponen kunci dari aturan hukum dalam politik dan ekonomi. Sedangkan kekurangannya adalah kekuasaan ditentukan oleh pejabat terpilih, terdapat potensi untuk memainkan agenda politik.
Lembaga birokrasi memilikit tugas pelaksanaan undang-undang dan kebijakan, menginterpretasikan aws akan tetapi samar-samar, membuat agenda pengaturan dan memberikan nasihat tentang kebijakan yang spesifik, membuat kebijakan. Birokrasi memiliki beberapa bentuk organisasi, yaitu, departemen kabinet atau kementerian, sekretaris atau menteri, pegawai negeri sipil. Seringkali bertentangan antara merit sistem dan spoil sistem, selain itu juga terdapat pertentangan pendekatan spesialis dan pendekatan generalis. Keuntungan birokrasi yang bagus, menjaga stabilitas, stuktur diisi dengan aparatur yang sesuai keahliannya, tidak memihak dan adil terhadap pengaplikasian peraturan. Sedangkan kekurangannya adalah ketidakefisienan yang berasal dari pemborosan, kekuasaan di tangan pejabat terpilih, perlawanan akan reformasi dan solusi kreatif.

Lembaga militer, memiliki tugas untuk membela negara, menjadi kekuatan tempur yang profesional, untuk beberapa negara berfungsi mengendalikan sebuah kerajaan. Keuntungan dari peran militer yang kuat dalam politik adalah membuat keputusan terhadap suatu kebijakan yang sulit, memulihkan ketertiban dan berjuang memberantas korupsi. Kekurangannya adalah keenganan untuk menyerahkan kekuasaan, kehadirannya menjadi permanen dalam politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lowell Barrington, Comparative Politics Structures and Choices (Australia: Wadsworth, 2013), 227-257. & Peter Calvert, Comparative Politics: An Introduction (Harlow: Pearson, 2002), 297-320.

Bagaimanakah menghubungkan elite dan massa dalam proses politik? Literatur kali ini membahas dan mengeksplorasi konsep-konsep mengenai el...