Sabtu, 18 Maret 2017

Marketing Politik

Politik yang senantiasa berkaitan dengan hajat hidup individu maupun orang banyak memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap sistem atau pola kehidupan manusia. Melalui mekanisme tertentu, politik mencoba membangun keteraturan dalam tatanan kehidupan umat manusia, dengan pola-pola tertentu yang bertujuan untuk memenuhi suatu kepentingan, baik itu yang berorientasi pada publik maupun segelintir orang. Pola-pola yang dibangun senantiasa mengandung unsur komunikasi politik yang disampaikan melalui metode yang beraneka ragam. Dengan demikian, terdapat pola interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin.
Era demokrasi yang mengharuskan calon pemimpin atau kandidat untuk berkontestasi dalam ajang pemilihan umum, haruslah memiliki strategi atau taktik jitu, demi memperoleh suara pemilih yang sebanyak-banyaknya. Maka dari itu, dikenal suatu konsep yang lebih luas dibandingkan dengan komunikasi politik maupun deal politik dalam suatu fenomena politik, hal ini seringkali dikatakan ‘marketing politik’. Istilah ‘marketing’ yang seringkali muncul dalam konsep bisnis, kini sangat kental kaitannya dengan hal-hal yang berbau politis, khususnya dalam kegiatan politik pada ajang kontestasi pemilihan umum, baik itu legislatif maupun eksekutif. Secara etimologis ‘marketing’ dapat diartikan pemasaran. Lalu, pemasaran dalam hal ini diartikan sebagai pola interaksi atau gerak yang dilakukan oleh partai politik atau kandidat untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat, dengan tujuan tersampaikannya nilai-nilai atau tujuan dari pengusung atau kandidat di ajang kontestasi tersebut, sehingga hal itu dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, yang kemudian melahirkan kepercayaan dan komitmen untuk memilih kandidat atau nilai yang dibawa oleh suatu calon tertentu.
Marketing politik tidak hanya berbicara untuk memasarkan produk (calon atau kandidat, program, platform, dll) sehingga dapat diterima atau bahkan dibeli oleh masyarakat, melalui dukungan dan partisipasinya. Melainkan, marketing politik mengupayakan suatu hal yang matang demi tercapainya tujuan organisasi politik maupun politisi. Dengan demikian, marketing politik dapat dinyatakan cakupannya lebih luas dibandingkan dengan komunikasi politik, sehingga komunikasi politik merupakan bagian dari marketing politik. karena cakupannya lebih luas, marketing politik memiliki fokus lain yang sangat krusial, yaitu menjaga pola hubungan yang baik dengan masyarakat melalui penyerapan aspirasi-aspirasi dari  keluh kesah dan harapan masyarakat, setelah itu dilakukanlah perumusan untuk dan langkah-langkah solutif melalui program yang partisipatif, dapat diikuti oleh masyarakat. Dengan demikian, akan timbul rasa ‘trust’, sehingga terjalin hubungan yang baik.
Politik yang salah satu bentuknya adalah kebijakan dari pemerintah atau yang berwenang, memahamkan kita akan suatu konsep, bahwa hasil dari kebijakan itu, sangatlah perlu untuk disosialisasikan dan dilaksanakan, seiring dengan prosesnya maka akan bermunculan evaluasi-evaluasi dari berbagai pihak, khususnya dari masyarakat, sehingga dalam proses perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi setidaknya yang memiliki wewenang tersebut memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk mengkritisi hal-hal yang tentunya masih perlu diperbaiki. Proses pengaturan hal itu, hingga pola interaksi antara subjek dan objek dari suatu kebijakan tersebut ada dalam pembahasan marketing politik. hal ini tiada lain ditujukan untuk merealisasikan program dan tercapainya goal yang dituju, yang tiada lain pada akhirnya berefek pada kepercayaan publik untuk memilih kembali atau tidak.

Melalui pembahasan di atas, dapat kita pahami bahwa marketing politik tidak hanya berorientasi pada hal-hal yang bersifat politis, khususnya dalam konteks pemilihan umum, namun marketing politik ada dalam ranah yang lebih luas, hal ini bisa diartikan sebagai pola market dari suatu kepentingan tertentu, khususnya dalam menjaga pola relasi antara masyarakat dan pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lowell Barrington, Comparative Politics Structures and Choices (Australia: Wadsworth, 2013), 227-257. & Peter Calvert, Comparative Politics: An Introduction (Harlow: Pearson, 2002), 297-320.

Bagaimanakah menghubungkan elite dan massa dalam proses politik? Literatur kali ini membahas dan mengeksplorasi konsep-konsep mengenai el...